Saya Aufar Noor Hawari, lahir di Yogyakarta pada tanggal 25 November
1996, tinggal di kampung Tukangan
kelurahan Tegalpanggung Kecamatan Danurejan dan kuliah
di Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga Fakultas
Sosiologi Agama. Alasan saya mengambil jurusan Sosiologi Agama karena tingginya
rasa ingin mendalami tentang agama dan ilmu
sosial.
Dalam hal ini saya akan menceritakan kisah hidup saya mengenai perjalanan
memahami Al–Quran Hadist. Saya bukanlah orang yang cukup paham akan agama,
di jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA pun saya tidak begitu menyukai
pelajaran agama karna isinya terlalu banyak dogma-dogma yang sangat mengikat
dan saya termasuk anak yang berkebutuhan khusus dari TK sampai SMA. Disamping
itu saya dari kecil hingga sekarang selalu dibebaskan untuk melakukan sesuatu,
termasuk memeluk keyakinan. Kondisi keluarga saya bukanlah orang yang taat
dengan agama, mungkin bisa dibilang ISLAM KTP. Tahun 2001 saya memulai studi di
sebuah TK yang cukup terkenal di kampung saya, TK ABA Mubarok yang beralamat
Jl.Tukangan No.1 TegalPanggung, Danurejan, Yogyakarta disebelah Masjid Mubarok.
Saya mulai diajarkan pemahaman tentang agama Islam walaupun waktu di taman
kanak-kanak tidak pernah mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga membuat
saya harus berhenti sekolah karna kenakalan saya, lalu melanjutkan ke jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2003. SD Lempuyangwangi dimana sekolah tersebut saya 7
tahun lamanya untuk mengemban ilmu dan disana bukanlah sekolah yang memiliki
basic agama disamping itu juga saya mempunyai masalah dengan keluarga sehingga
membuat saya semakin jauh dari keluarga termasuk Al-Quran dan Al-Hadist. Pada
masa Sekolah dasar inilah saya bisa dikatakan seburuk-buruknya menjadi makhluk
hidup, hidup. Kenakalan paling parah saat kelas 3-5 saya berkecimpung di dunia
NARKOTIKA, sehingga membuat saya harus tinggal kelas. Perasaan bangga pada saat
itu ada karna anak nakal selalu dipandang berbeda. Selanjutnya pada 2013 saya
melajutkan studi di Sekolah Menengah Pertama Swasta di Yogyakarta yang
beralamatkan di JL.Sagan No.20 Terban, Gondokusuman, Yogyakarta. SMP
Muhammadiyah 10 Jogja disana saya bertemu dengan mata pelajaran yang cukup
asing disamping waktu SD bersekolah di Sekolah Negri yaitu ISMUBA. ISMUBA
sendiri terdiri dari mata pelajaran Akhlaq, Aqidah,Ibadah, dan Tarikh. Terdapat
pelajaran tambahan juga seperti kemuhammadiyahan, Al-Quran hadist dan bahasa
Arab dimana menunjang kemampuan siswa. Hanya saja sewaktu saya di bangku SMP
saya tidak begitu cakap dengan pelajaran tersebut karna ilmu tentang agama
masih sangat minim. Tetapi saya mulai banyak belajar tentang agama, beretika
yang baik di SMP tersebut, dan merasa beruntung bisa bersekolah disitu walaupun
kebanyakan teman saya juga bisa dibilang 1 tipe dengan saya. Pada tahun 2016
saya melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta yang beralamatkan
Komplek Perguruan Muhammadiyah Purwodiningratan NG I/920 a, Ngampilan,
Yogyakarta. Pada masa SMA disini saya berubah banyak, perubahan ini terjadi
karna sebuah tanggung jawab organisasi yang ada disekolah. Saya merasa cukup
aneh dengan kejadian ini, Anak nakal yang selalu menjadi provokator bisa
menjadi penggerak bagi teman-teman di sekolah. Kenakalan saya dipandang oleh
sebagian guru sebagai potensi, potensi mengajak untuk berbuat baik walaupun
kenyataannya saya tidak begitu baik akhlaqnya. Amanah dan kepercayaan yang
diberikan membuat saya berubah menjadi lebih baik. IPM, Ikatan Pelajar
Muhammadiyah merupakan Organisasi otonom Muhammadiyah yang menaungi pelajar. IPM
seperti OSIS di sekolah Negri namun IPM mempunyai Struktur seperti sebuah
pemerintahan negara. Mulai dari Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang hingga
Ranting. Saat itu aku berada di Ranting, karna IPM saya dituntut juga untuk
belajar agama, menuntutku untuk belajar Al-Quran, dulu sewaktu TK sampai dengan
SMP saya sangat jarang sekali bersentuhan dengan Al-Quran namun setelah SMA dan
menjadi Pimpinan IPM/OSIS di Sekolah, Al-Quran menjadi sebuah dasar gerakan
untuk menjadi lebih baik dan menyardarkan saya akan pentingnya agama. Pada
tahun 2016 saya lulus dari bangku SMA dan menjadi lulusan ke 2 terbaik, saya
melanjutkan kuliah di Universitas Negri Yogyakarta Prodi Sosiologi Agama
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Awalnya saya ingin masuk Sosiologi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tetapi karna keinginan saya untuk memahami
Agama lebih jauh saya memilih Sosiologi Agama. Pada semester 1 awal kuliah,
saya merasa cukup keberatan dengan mata kuliah yang bersentuhan dengan agama. Pada
semester 2 pun juga sama hingga di semester 3 saya mendapat mata kuliah yang
membuat saya sangat tegang, ketegangan ini dikarnakan merasa tidak percaya diri
dengan kemampuan saya, teman-teman dari fakultas Ushuluddin jugakebanyakan
sewaktu SMA berada di pondok pesantren sedangkan saya sendiri belum mengerti
banyak tentang agama Islam. Tafsir Hadist Tematik menjadi mata kuliah yang
sangat membuka wawasan saya tentang tafsir Al-Quran dan hadist, dimana banyak
cara untuk menafsirkan sebuah ayat. Asbabun Nuzul yang berarti sebab-sebab
turunnya Al-Quran, dari sudut pandang Historis mikro dan makro serta Fuqoha
pendapat para ahli Fiqh. Dari situlah saya mulai paham dengan cara menafsirkan
ayat akan tetapi saya tidak berani berpendapat secara terang-terangan karna
penafsiran harus paham betul bagaimana cara menafsirkan, dan karna mata kuliah
ini saya mulai berani dengan menafsirkan sebuah ayat tetapi hanya sebagai
pembelajaran diri sendiri. Hal yang paling mengesankan ialah saat mempelajari
sejarah turunnya Al-Quran hingga konflik yang terjadi dimana Al-Quran mampu
menjawab permasalahan-permasalahan yang ada pada saat itu, saya juga memahami
bagaimana Nabi Muhammad SAW berdakwah dan mengubah tatanan sosial masyarakat
Arab pada masa itu.
Komentar
Posting Komentar